Menjelang akhir April pemerintah kita mengeluarkan SE yang memperlebar batasan kontrol, atas peluang masyarakat mudik maupun pulang kampung antara wilayah. Mau terlihat dalam kontrol, tegas namun lama kelamaan kelihatan tidak konsisten.
Apa yang dilakukan pemerintah semakin lama tidak ada bedanya saat, pemerintah kota dan daerah penyangga Ibu Kota punya kebijakan masing-masing. Latah pejabat atau memang tidak bisa 1 suara, saat ini tiap anggota tim punya bahasa sendiri dan parahnya di komunikasikan formal pada setiap media tanpa kontrol. Bapak Presiden, put your teams in shape and sense. Anggota tim anda ada yang bicara melarang, ada yang bicara tiada pembatasan diluar interval lalu tetiba ada lagi anggota tim yang keluarin SE melebarkan interval kontrol.
Ini manajemen kontrol yang ngaco!
Dalam persepsi kita, kontrol hanya akan efektif dalam 2 hal: Himbauan atau Penegasan. Saat anda meracik dua hal jadi solusi jadi kelihatan konyol, masyarakat menjadi kurang menghargai kepmimpinan anda dalam situasi Pandemi yang berjalan dalam 2 tahun ini. Himbauan boleh saja, tapi kontrol atas manusia dengan alih alih Pandemi harus fokus terarah, coba intip kontradiktif di level pembantu anda.
Anda punya akses legislasi, kontrol eksekutor. Terapkan sanksi dan kontrol atas batas max tiket perjalanan darat, laut dan udara. Terapkan batasan waktu dan slot operasional perusahaan atas jasa nya, saya ingat anda pernah lakukan ini dan tidak mau mengulangi nya tahun ini karena banyak industri yang teriak saat itu!