Kita pasti resah dengan sepak terjang negara konoha yang dalam 1 dekade ini sibuk menaikkan rasio pajak, ppn, dll. Ambil contoh ppn dari 10% lalu ke 11 dan tahun depan ke 12%.
Alih alih negara konoha beranggapan masyarakat minim literasi dan pengetahuan, keluarlah argumen jaminan pengenaan nya terbatas dan terukur, keluar lah pernytaaan bagian dari pajak di gunakan untuk pembiayaan infrasturktur publik, dan sebagainya. Itu Direktorat masih dibawah kementerian saja gila nya begini, apalagi kalo mereka cita-cita lepas dari kementerian, bisa jadi lembaga super body ala SRO logo merah itu lagi.
Prelog nya muncul lah wacana PSN, komitmen pengerjaan, penunjukan rekanan (lelang atau kadang langsung). Yah sudah pengetahuan umum bagaimana proyek instansi di implementasi, koordinasi dan eksekusi selama ini.
Derive those not so transparent fund raising (taxes), bewildered then pay to those crony hefty sum of deals in contract commitment and *fees*. Tax amnesty took longer to achieve, then what come instant is aim at middle and low wages workers, place tax raise and additional tax item.
Analogi simpel begini, you punya hutang banyak, negara banyak proyek dan butuh uang cepat, you akan cari cara untuk comply dengan cara
1. Keluarkan regulasi: termasuk pajak dkk, pengampunan pajak (tax amnesty atas aset orang kaya di LN) dengan harapan declare nya banyak dan ditarik ke DN, akses data nasabah bank, sita aset pengemplang pajak, dll
2. Terbitkan bond; ketimbang model thailand yang jaman krisis moneter warga sumbang harta LM, emas, dll untuk nambah reserve negara, pemerintah konoha ciptakan bond (obligasi), surat utang negara. Yang tenor nya beragam dari 3-6 tahun, iya dana tidak parkir di luar negeri, masyarakat yang beli surat utang negara dengan iming-iming kupon bulanan.
Lucu kan negara yang punya hutang, rakyat suruh talangi di muka sebagian dalam bentuk varian surat utang dan lain lain. Kalo punya cita-cita tinggi sebagai negarawan, pertama pikirkan rakyat, jangan berpikir PSN harus jalan, pola pikir palak saja masyarakat, kelas chaebol susah malaknya, masyarakat lebih mudah nurutnya tinggal keluarkan peraturan dan perundangan nya.