Jadi mikir se nekat apakah saya sampai bikin #suara pembaca di #detik dan #kompas beberapa bulan terakhir ini. Catatan buat saya adalah ini untuk penilaian 2 sisi, baik untuk pekerjaan saya memberi bantuan ke rekanan perusahaan, maupun saya sebagai end-user pengguna jasa.
- Desember tahun lalu saya akhirnya melayangkan #keluhan publik terkait produk #laptop atas dasar follow-up layanan konsumen yang 1 bulan perbaikan tanpa kabar.
- Januari saya juga melayangkan keluhan publik kembali atas layanan #internet provider LTE yang menghanguskan sepihak kuota sejumlah Gigabyte (GB) atas 2 akun, 1 milik pribadi dan milik perusahaan.
- Maret saya melayangkan keluhan publik lagi atas layanan #broadband FO atas kondisi jaringan internet yang putus dalam seminggu bahkan 2 hari diantaranya bisa putus seharian.
Dari jaman saya ikutan dalam layanan pasca bayar pertama kali #selular tahun 2000-an #provider cenderung #bully hak konsumen. Pernahkah kita membaca detail klausul berlangganan, tidak banyak poin yang membantu kita konsumen saat ada kondisi force-majeur di sisi provider, maupun kompensasi atas distorsi layanan. Bahkan proteksi atas ketidaktahuan pelanggan atas minimnya komunikasi provider atas kendala mereka yang membuat kita bertanya ada apa dengan layanan mendadak bermasalah.
Alhamdulillah 3 perusahaan itu rata-rata langsung menghubungi saya 1-2 hari setelah #keluhan itu tayang. Dan mereka bisa memberi solusi konkrit saat itu juga, bagi saya semoga mereka bisa lebih baik sebagai provider supaya konsumen lain tidak perlu senasib seperti saya.
- Pertengahan Juni sebuah #maskapai penerbangan lokal mengumumkan berhenti operasional mendadak 1 bulan sebelum musim mudik. Dimana saya dan tentu banyak lainnya telah booking tiket 2-3 bulan sebelum ini. bersuara lah saya kembali disini. Perencanaan bisnis tidak matang dan timing yang salah untuk kolaps mendadak.
Berani bersuara, harus punya argumen cerdas, beri tenggang waktu buat provider untuk menanggapi (lihat betapa kita konsumen kooperaatif, namun saat kita sulit mereka lebih mempersulit keadaan). Mengingat kasus Ibu PM yang bermasalah dengan email nya menghadapi sebuah RS swasta, tentu saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Semoga ini jadi catatan buat kita semua untuk mau bersuara dengan cerdas, dan ingat kita membayar untuk pelayanan dan kita punya hak meminta solusi atas kendala yang merugikan kita.
bedanya suara pembaca dengan milis/forum apa ya?
khan sama sama lempar ke publik…
secara #konten isi nya sama saja cuma tampilan bahasan lebih ter struktur. dan diskusi fokus pada penyataan vs tanggapan dari objek pembahasan (moderasi 2 pihak ini oleh pengelola media, dan kita masing-masing melampirkan bukti identitas asli).
forum maupun milis tanggapan bisa dilakukan siapa saja tanpa ada moderaasi, dan tanpa syarat melampirkan identitas asli.