suara ..
Jadi mikir se nekat apakah saya sampai bikin #suara pembaca di #detik dan #kompas beberapa bulan terakhir ini. Catatan buat saya adalah ini untuk penilaian 2 sisi, baik untuk pekerjaan saya memberi bantuan ke rekanan perusahaan, maupun saya sebagai end-user pengguna jasa.
Dari jaman saya ikutan dalam layanan pasca bayar pertama kali #selular tahun 2000-an #provider cenderung #bully hak konsumen. Pernahkah kita membaca detail klausul berlangganan, tidak banyak poin yang membantu kita konsumen saat ada kondisi force-majeur di sisi provider, maupun kompensasi atas distorsi layanan. Bahkan proteksi atas ketidaktahuan pelanggan atas minimnya komunikasi provider atas kendala mereka yang membuat kita bertanya ada apa dengan layanan mendadak bermasalah. Alhamdulillah 3 perusahaan itu rata-rata langsung menghubungi saya 1-2 hari setelah #keluhan itu tayang. Dan mereka bisa memberi solusi konkrit saat itu juga, bagi saya semoga mereka bisa lebih baik sebagai provider supaya konsumen lain tidak perlu senasib seperti saya.
Berani bersuara, harus punya argumen cerdas, beri tenggang waktu buat provider untuk menanggapi (lihat betapa kita konsumen kooperaatif, namun saat kita sulit mereka lebih mempersulit keadaan). Mengingat kasus Ibu PM yang bermasalah dengan email nya menghadapi sebuah RS swasta, tentu saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Semoga ini jadi catatan buat kita semua untuk mau bersuara dengan cerdas, dan ingat kita membayar untuk pelayanan dan kita punya hak meminta solusi atas kendala yang merugikan kita. |