Activity Economy Thought

bijak ..

Terinsipirasi sebuah tulisan di harian Ko*tan oleh LH salah satu CFP yang suka ku amati. Ide brilian beliau mengenai konsep perencanaan, mendidik serta cara berpikir sederhana mengelola apa yang  kita miliki dan bagaimana me maksimalkan nya sangat menarik.

Salah satu poin yang menarik adalah bahasan artikel dia soal hal pertama di ajarkan ke anak ” Buang Celengan “. Yup, selain konsep mengajarkan anak terbiasa menyelipkan koin dan lembaran uang ke celah yang kecil, ini sangat tidak mendidik memang. Kenapa tidak mengajarkan bijak dalam penggunaan uang sejak dini, ketimbang orientasi menyimpan uang dalam kaleng.

Aku jadi ingat ada teman yang mengumpulkan koin sampai berkarung. Saat dia melihat karung-karung koin nya sudah tidak masuk akal, bahkan bagi kita teman2 nya dia meminta salah satu dari kami menemani dia ke bank untuk menukar uang kiloan itu ke bank untuk ditukar dengan lembaran. Saat itu tahun 2000 dan mendapat tukaran lumayan sekitar 500 ribuan.

Kebiasaan ku, untuk tiap koin yang bertumpuk selalu di kumpul sampai nominal tertentu yang bisa digunakan langsung baik untuk parkir, bahkan untuk bayar jajan gerobak pinggir jalan atau yang lewat depan rumah. Kadang suka berfikir untuk apa ada koin bila di hitung nilai tertera terhadap bahan cetak koin tidak sebanding. Kasus nya hampir sama dengan nilai intrinsik “tidak sama” yang kita dapatkan dari selembar uang kertas .

Zaman aku masih kos an, untuk 2 tahun pertama uang yang dikirim oleh keluarga tidak banyak berubah (dalam arti nilai). Karena aku melihat kecenderungan harga barang naik tiap tahun (yang akhirnya tahu ada istilah inflasi) walaupun ada kenaikan nominal yang dikirim, tetap memberikan aku kemampuan beli atas barang yang sama.

3 tahun awal merantau pernah terbuai dengan fasilitas telepon selular pasca bayar yang akhirnya aku terminasi karena untuk anak kuliahan agak susah kontrol pengeluaran pulsa nya. Berargumen dengan orangtua soal prabayar berakhir deadlock dengan alasan mereka sudah investasi dengan line itu (yang akhirnya aku jadi gak mudeng, investasi koq ke nomer selular). Keluar banyak bayar tagihan bulanan iya mungkin.

Di antara beberapa cerita diatas dan beberapa kasus yang terjadi di sekitar ku aku belajar untuk mandiri mulai mengatur keuangan aku sendiri. Dari pencatatan pengeluaran pribadi, pengeluaran rutin, biaya makan, transportasi hingga sekarang aku mengembangakan dana yang ada dalam beberapa portfolio “lembaran” di pasar selain beberapa produk simpanan konvensional.

Mari bijak menggunakan dan mengelola apa yang kita miliki saat ini untuk jangka panjang. Belajar lah dari dasar, dan jangan segan untuk bertanya. Semangat 😀

4 thoughts on “bijak ..”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *